TEFA (TEACHING FACTORY) PADA PENDIDIKAN VOKASI SELAYAKNYA ADA DI LUAR KAMPUS
Rabu, 02 Oktober 2024 - 08:20:36 WIBDibaca: 282 kali
Dari Kegiatan Evaluasi Kurikulum dan Workshop Pembelajaran Pendidikan Vokasi pada Fakultas Vokasi Untag Surabaya (Bag. 1)
Pada hari Selasa, 1 Oktober 2024 Fakultas Vokasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya menyelenggarakan acara Evaluasi Kurikulum dan Workshop Pembelajaran Pendidikan Vokasi Di Gedung Prof. Ruslan Abdulgani lantai 2 Kampus Untag Surabaya. Narasumber utama dari workshop ini adalah Dr. Ir. Era Purwanto, M.Eng, salah seorang asesor BAN-PT dan LAM Teknik serta dosen tetap di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Vokasi Untag Surabaya, Ir. Ichlas Wahid, MT menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai upaya meninjau kurikulum dan proses pembelajaran di Fakultas Vokasi sekaligus dalam rangka merancang terbentuknya Prodi Sarjana Terapan sebanyak 7 prodi sebagai wakil vokasi di 7 fakultas akademik yang ada di Untag Surabaya. Disampaikan juga bahwa sebagai upaya naik jenjang dari prodi D3 Agroindustri masih terkendala belum tersampaikannya studi kelayakan ke Rektorat mengingat sibuknya Untag mempersiapkan fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran. Namun ditargetkan dalam bulan Oktober 2024 ini juga berkas dapat terupload ke Kemendikbudristek RI.
Dr. Era Purwanto dalam salah satu paparannya menyampaikan bahwa sistem pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat tiga jenis pendidikan nasional yang berlaku di Indonesia yakni pendidikan akademik, vokasi, dan profesi. Sesuai dengan fungsinya, ternyata ketiga jenis pendidikan ini tidak bisa dicampur karena memiliki perbedaan dalam materi pembelajaran yang diimplementasikan sehari-hari dan juga output (lulusan) yang dihasilkan.
Berbeda dengan pendidikan akademik yang menerapkan 60% based theory, pendidikan vokasi justru menerapkan 60-70% praktik dan 30-40% teori. Dari sini bisa dilihat bahwa skill yang dihasilkan dari pendidikan vokasi akan memiliki kematangan lebih tinggi. Perguruan tinggi vokasi harus memiliki link and match dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri), maka semakin baik jika jumlah industri yang bekerjasama dengan Fakultas Vokasi semakin banyak.
Fakultas Vokasi selayaknya juga memiliki Teaching Factory (TEFA) yang dikelola secara berkesinambungan. TEFA adalah sebuah model pembelajaran bagi Sekolah Vokasi maupun Perguruan Tinggi Vokasi yang berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. TEFA menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan dunia industri.
Dr. Era Purwanto menyarankan bahwa TEFA selayaknya dibangun di luar kampus, sehingga nuansanya benar-benar menjadi institusi yang mandiri, di luar otoritas kampus. Dengan TEFA yang mandiri, mahasiswa dapat belajar dan menguasai keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja industri sesungguhnya. Kemudian produk-produk yang dibuat para mahasiswa sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perguruan tinggi (RW-AI-2024).