PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR DI PROGRAM STUDI D3-AGROINDUSTRI

Selasa, 01 Agustus 2023 - 10:04:55 WIB
Dibaca: 910 kali

Program Studi D3-Agroindustri merupakan satu-satunya program studi bidang Agroindustri jenjang Diploma 3 di Surabaya.  Untuk meningkatkan kompetensi lulusannya, Program studi D3-Agroindustri aktif mengikuti berbagai kegiatan yang ditawarkan oleh Direktorat Tinggi Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia, salah satunya adalah Praktisi Mengajar. 

Program Praktisi Mengajar digelar (launching) oleh Dirjen DIKSI pada tahun 2022 lalu.  Pada Batch I Program Praktisi Mengajar, Program D3 Agroindustri Untag Surabaya telah memperoleh hibah praktisi mengajar mata kuliah yaitu Analisis Kimia Pangan yang disampaikan oleh Direktur PT. Daesang Ingredient Indonesia (Miwon) Gresik – Indonesia, Bapak Ir. Suratman, MBA.  Pada Batch II Program Praktisi Mengajar, memperoleh hibah praktisi mengajar pada mata kuliah Business Plan.  Dosen Praktisi pada Program Praktisi Mengajar Mata Kuliah adalah ibu Siti Fatimah Febrina, ST., Executive Director PT. Dede Satoe Indonesia di Surabaya. 

Pada akhir mata kuliah Business Plan, mahasiswa semester IV akan menyusun proposal business plan sehingga di awal kuliah setiap kelompok mahasiswa sudah berdiskusi tentang inovasi produk yang akan dikembangkan dan mengujicobakannya dengan memperhatikan beberapa hal seperti kebutuhan masyarakat, trend dan branding produk.  Setiap kelompok mahasiswa sangat antusias melakukan diskusi-diskusi kecil sepulang kuliah maupun setiap tatap muka dengan dosen pengampu sehingga masing-masing kelompok akhirnya memutuskan 3 makanan yang cukup trend di kalangan anak muda yaitu makanan pedas (tahu mercon mbledug), minumam kopi dingin kekinian (kopi sejahtera) dan baso aci bos tacik.

Hasil diskusi kecil selama perkuliahan di minggu pertama sampai ke tujuh, akhirnya harus dipresentasikan di depan dosen praktisi ibu Siti Fatimah pada minggu ke Sembilan sampai ke tiga belas.  Berbagai masukan yang diberikan oleh ibu Siti Fatimah mulai dari proses produksi, tampilan produk (ukuran, label, kemasan, penetapan komposisi kimia produk dll.) sampai dengan penetapan harga pokok produksi dan harga jual produk didiskusikan secara mendalam dalam suasana yang santai sehingga mahasiswa sangat antusias melewati 1,5 – 2 jam setiap tatap muka.

Sebelum menyusun dan mempresentasikan rencana bisnisnya pada dosen praktisi dan dosen pengampu mata kuliah, mahasiswa diwajibkan melakuan uji coba penjualan produknya di masyarakat.  Produk yang ditawarkan mahasiswa disambut antusias oleh masyarakat kampus, baik melalui penjualan secara online maupun secara langsung.  Berdasarkan evaluasi dosen praktisi dan dosen pengampu, produk baso aci Bos Tacik memiliki peluang yang paling baik untuk dikembangkan karena selain makanan yang disukai oleh remaja dan harga yang cukup bersaing bila dibandingkan produk sejenis.  Hal ini dibuktikan dengan hasil penjualan yang dapat mencapai hampir 2 kali lipat target yang ditetapkan oleh kelompok.  Pada kelompok tahu mercon Mledug, meskipun produk dengan cita rasa pedas sangat disukai oleh masyarakat, produk yang terlalu besar baik ukuran maupun jumlah dalam 1 kemasan dengan harga yang cukup mahal bagi kantong mahasiswa, membuat  customer segment yang dituju menjadi  berpikir ulang sebelum membelinya.  Sedangkan pada kelompok Kopi sejahtera, sesungguhnya produk ini sangat disukai oleh mahasiswa apalagi harga yang ditawarkan cukup terjangkau, tetapi varian rasa yang ditawarkan hampir sama dengan produk sejenis dan tidak siap setiap saat (hanya berdasarkan PO), maka produk ini penjualannya kurang diminati oleh kastemer.

Disarankan untuk tahu mercon Mledug, ukuran produk sebaiknya diperkecil dan kuantiti per kemasan sebaiknya juga dikurangi sehingga sesuai dengan segmen pasar yang dituju.  Upaya  meningkatkan ketertarikan kastemer disarankan lebih megekspolarasi dan berinovasi  berbagai variasi rasa yang berbeda dengan produk sejenis.