TERUSLAH BERPIKIR KRITIS

Selasa, 27 Juni 2023 - 08:45:52 WIB
Dibaca: 2908 kali

BUNG KARNO: TERUSLAH BERPIKIR KRITIS   

Dari Bedah Buku MERAHNYA AJARAN BUNG KARNO, Untag Surabaya 21 Juni 2023

Dalam paparannya Pak Angga, sapaan akrab dari Airlangga Pribadi Kusman, sang penulis buku, menyampaikan bahwa warna merah dalam ajaran Bung Karno sama sekali tidak berkonotasi warna parpol tertentu atau ideologi tertentu tetapi sebagai lambang betapa Bung Karno adalah seorang revolusioner, yang ingin membela mengangkat kalangan terpinggirkan, terjajah, tertindas yang oleh beliau diejawantahkan sebagai sosok Marhaen, yang ingin melawan nekolim atau neo kolonialisme dan kapitalisme yang telah merajalela bahkan sampai jaman milenial ini. Artinya ajaran Bung Karno itu tetap relevan hingga saat ini,  Pak Angga menyebut justru di jaman hidupnya ajaran Bung Karno bahkan belum dapat dimengerti, artinya beliau seorang visioner, mampu melihat masa depan.

Bung Karno menjadikan Pancasila tidak sekadar dasar negara Indonesia tetapi diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa, rakyat Indonesia yang tangguh karena memiliki kepribadian dan karakter yang kuat. Pancasila juga menjadi ideologi bangsa di mana termaktub cita-cita para pendiri bangsa menjadikan Indonesia memiliki keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bung Karno juga menggagas konsep trisakti, berdaulat secara politik berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya.

Prof. Warsono sebagai salah seorang pengulas menambahkan seorang Soekarno tidak sekedar seorang yang kritis tetapi juga seorang filsuf yang selevel dengan filsuf-filsuf terkenal di Jaman Yunani kuno karena beliau yang telah banyak membaca buku-buku orang ternama dunia, bahkan diprediksi lebih dari 4000 buku, mampu tidak sekadar mengkritisi tetapi juga mendekonstruksi dan merekonstruksi kembali menjadi ajaran-ajaran dan narasi-narasi baru, gambaran kemampuan seorang filsuf. Sedangkan Pak J. Subekti menyampaikan bahwa pada halaman 309 dalam buku tersebut Pak Angga menuliskan bahwa Bung Karnolah tokoh satu-satunya yang mampu mensinkronisasi teori sosial demokrasi dengan keadilan sosial (social justice) dengan sangat jernih.

Merahnya ajaran Bung Karno ini secara gamblang dapat terbaca dengan melihat benang merah pidato-pidato Bung Karno pada 3 peringatan HUT kemerdekaan RI. Pertama pada peringatan HUT RI pertama tahun 1946 dengan pidato berjudul “sekali merdeka tetap merdeka”, kemudian kedua pada HUT RI tahun 1959 setelah Bung Karno menerbitkan Dekrit Presiden, dengan judul pidato “PENEMUAN KEMBALI REVOLUSI KITA” dan terakhir pada pidato HUT RI tahun 1966 dengan judul ‘JAS MERAH (Jangan sekali-kali melupakan sejarah)”.

Pada akhir paparannya Pak Angga menyampaikan bahwa Bung Karno berharap anak bangsa selalu berpikir kritis, menggunakan 3 sumber daya pribadi yang harus dipergunakan sebaik-baiknya yaitu akal budi, hati nurani dan waktu. Mahasiswa diharapkan selalu berpikir kritis. Eksistensi seorang manusia, tidak hanya ilmuwan, adalah hasratnya untuk selalu berpikir, mampu bertanya dengan jernih 5W 1H, jangan sekadar sampai “how” tapi “why”. Apalagi pada jaman sekarang yang penuh dengan berita-berita hoax dan ujaran kebencian, maka berpikir kritis dan jernih menjadi senjata yang ampuh melawannya (RW-AI-23).