ANTISIPASI TREN BISNIS MASA DEPAN

Minggu, 26 Februari 2023 - 15:50:36 WIB
Dibaca: 946 kali

PENDIRIAN PRODI MANAJEMEN AGRIBISNIS: ANTISIPASI TREN BISNIS MASA DEPAN

Fakultas Vokasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sejak pertengahan tahun 2022 mempersiapkan berdirinya Prodi Sarjana Terapan Manajemen Agribisnis. Upaya tersebut sebagai langkah mengantisipasi permintaan pasar kerja yang membutuhkan lulusan Perguruan Tinggi Vokasi yang mumpuni di bidang manajemen dan bisnis tetapi memiliki latar belakang pengetahuan dan skill yang cukup mendalam tentang pertanian dan pasca panen, khususnya di bidang pengolahan dan rekayasa pangan (food producing & engineering).

Fakultas Vokasi yang bergabung dengan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sejak tahun 2019 ini sebenarnya telah memiliki 3 Prodi yaitu Prodi Teknologi Manufaktur, Prodi Teknologi Listrik dan Prodi Agroindustri, ketiga-tiganya pada jenjang Diploma-3. Seiring dengan rencana Kemendikbudristek RI khususnya Ditjen Vokasi yang tidak lagi mengizinkan pembukaan Program Diploma 3 serta himbauan Direktur Jenderal Vokasi yang tahun 2021 tatkala masih dipimpin Wikan Sakarinto agar Prodi Diploma-3 segera naik jenjang menjadi Diploma 4 atau sekarang dikenal sebagai Prodi Sarjana Terapan, maka Fakultas Vokasi berencana menaikkan jenjang semua Prodinya yang masih Diploma 3 menjadi Prodi-prodi Sarjana Terapan. Prodi Diploma 3 Agroindustri akan naik jenjang menjadi Prodi Sarjana Terapan Manajemen Agribisnis.

Kebijakan Kemendikbudristek tersebut di atas, dibarengi dengan terus berubahnya tren bisnis di kawasan Asia Oceania harus diantisipasi dengan reformasi kebijakan dari pemerintah dan kemampuan berubah dari pihak swasta dan pelaku bisnis, termasuk Perguruan Tinggi Vokasi sebagai pencetak tenaga kerja pada jenjang 6 skala KKNI atau level manajer. Menurut Hitchcock (2022) peran sektor swasta menjadi semakin penting, pertanian rakyat semakin dikomersialkan, dan dampak agribisnis dan agroindustri terhadap pembangunan ekonomi dan sosial semakin terasa.

Banyak pemerintah di wilayah Asia Oceania maupun wilayah lain di dunia menanggapi perubahan ini melalui reformasi kebijakan serta peningkatan investasi yang dirancang untuk mempercepat laju pembangunan agribisnis dan agroindustri. Sistem pangan dan pertanian di banyak negara di kawasan Asia-Oceania bergerak cepat menuju sistem yang digerakkan oleh pasar, dengan ketergantungan yang lebih besar pada pasar bahan baku pertanian dan pertumbuhan perusahaan pasca panen.

 

TREN DAN DAMPAK SEKTOR AGRIBISNIS

Perubahan dalam sistem pertanian pangan di kawasan Asia-Pasifik didorong oleh peningkatan pendapatan per kapita masyarakatnya, perubahan teknologi, liberalisasi perdagangan, dan urbanisasi. Pendapatan yang lebih tinggi, perubahan pola makan, dan peningkatan jumlah perempuan dalam pekerjaan berupah menyebabkan permintaan yang lebih besar akan komoditas bernilai tinggi, produk olahan, dan makanan siap saji.

Pola makan berubah dan semakin memasukkan lebih banyak produk hewani, seperti ikan, daging dan produk susu, serta buah-buahan dan sayuran. Tanaman pokok masih menjadi sumber nilai tambah pertanian, tetapi semakin terdiferensiasi menjadi berbagai produk dan layanan untuk memenuhi standar kualitas dan logistik dalam tren marketplace.

Melonjaknya harga banyak komoditas pertanian tradisional menunjukkan bahwa penurunan harga riil komoditas pertanian jangka panjang telah berakhir dan bahwa strategi pertumbuhan pertanian yang didasarkan pada perluasan produksi komoditas primer lebih dapat dilakukan saat ini daripada selama dua dekade terakhir.

 

MANAJEMEN AGRIBISNIS DUKUNG HILIRISASI BIDANG PERTANIAN

Kabinet Presiden Joko Widodo pada tahun 2023 ini telah selesai menyusun peta jalan (roadmap) hilirisasi investasi strategis dalam rangka mendorong transformasi ekonomi. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadia dalam keterangannya menyampaikan bahwa peta jalan tersebut telah selesai disusun dengan total investasi hingga USD545,3 miliar sampai tahun 2040. Dengan hilirisasi ini Indonesia akan betul-betul fokus pada peningkatan nilai tambah (BPMI Setpres, 2023).

Proses hilirisasi secara nasional telah dilakukan pada sektor tambang nikel.  Bahlil menyampaikan bahwa prototipe hilirisasi nikel secara teknis juga akan dijadikan referensi pada sektor lainnya, seperti timah, bauksit, kemudian oil and gas, kemudian tembaga. Tidak hanya di sektor itu, tapi juga di sektor perkebunan, pangan, perikanan masuk dalam program hilirisasi Nasional.

Prodi Manajemen Agribisnis akan berupaya penuh untuk melakukan riset terapan dengan inovasi-inovasi untuk menghasilkan sistem, proses dan produk olahan hasil pertanian sebagai bagian dari upaya mendukung hilirisasi Nasional. Hilirisasi tidak hanya membuka lapangan kerja domestik tetapi juga meningkatkan kapasitas SDM untuk memiliki inovasi-inovasi dalam mengelola dan mengolah produk-produk pasca panen yang melimpah baik di sektor pertanian, perkebunan, peternakan maupun  perikanan. Prodi Sarjana Terapan Manajemen Agribisnis harus menjawab tantangan itu dengan menghasilkan baik lulusan yang mumpuni maupun hasil-hasil penelitian yang menyangkut pengembangan produk agroindustri dan memberikan solusi dari permasalahan pangan skala lokal, regional maupun nasional.

 

STANDAR INDUSTRI DAN PERSYARATAN KUALITAS

Salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi oleh sektor publik dalam kaitannya dengan pengembangan agribisnis adalah berkembang pesatnya standar industri dan persyaratan mutu. Banyak perusahaan agribisnis, organisasi industri, dan perusahaan multi-nasional selama dekade terakhir mengembangkan standar dan persyaratan kualitas mereka sendiri, yang sering kali melampaui standar umum dan standar nasional suatu negara. Tujuan utama dari sebagian besar standar dan persyaratan industri adalah untuk mengelola risiko yang berkaitan dengan keamanan dan mutu produk, meningkatkan konsistensi kualitas dan keamanan pangan, menjaga tingkat harga antar pemasok, mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat kepercayaan dan loyalitas konsumen.

Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Manajemen Agribisnis juga dibekali ketrampilan untuk mengelola mutu produk pangan yang dihasilkan dengan menguasai sistem dan manajemen mutu seperti SNI, ISO, GMP dan HACCP. Beberapa sertifikasi kompetensi yang diakui BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang akan diperoleh antara lain adalah Sertifikasi Kompetensi P1 Keamanan Pangan dan Sertifikasi Kompetensi P3 Kewirausahaan Industri jenjang 4.

Malang, Akhir Februari 2023

Richardus Widodo

 

Referensi:

BPMI Setpres. 2023. Presiden Jokowi Apresiasi Rampungnya Peta Jalan Hilirisasi. 31 Januari 2023. https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/dari-istana/presiden-jokowi-apresiasi-rampungnya-peta-jalan-hilirisasi. Diakses 12 Februari 2023.

Hitchcock, David K. 2022. AGRIBUSINESS AND COMPETITIVE AGRO-INDUSTRIES IN THE ASIA AND PACIFIC REGION. http://www.asiadhrra.org/activityblogs. Diakses 1 Februari 2023.