MAKANAN DARI LIMBAH
Jumat, 15 Juli 2022 - 18:07:34 WIBDibaca: 1531 kali
Catatan dari Webinar
PEMANFAATAN BIOMASSA MENUNJANG KEMANDIRIAN PANGAN
Oleh: Pusat Kolaborasi Riset Biomassa dan Biorefineri, didukung PATPI, BRIN dan Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ)
Selasa, 7 Juni 2022
Sejak 1976 para ilmuwan Jerman yang dipelopori Birch, Parker dan Morgan telah memulai penelitian potensi pangan yang berbahan baku dari limbah, terutama limbah hasil pertanian. Sejalan dengan upaya pengembangan bahan baku pangan berbasis limbah, maka pada hari Selasa, 7 Juni 2022 yang lalu dilaksanakan webinar dengan judul PEMANFAATAN BIOMASSA MENUNJANG KEMANDIRIAN PANGAN. Webinar berlangsung atas inisiatif Pusat Kolaborasi Riset Biomassa dan Biorefineri yang berpusat di UNPAD Bandung dan didukung PATPI, BRIN dan Perhimpunan Alumni Jerman. Seminar online ini membahas hasil-hasil penelitian yang mengangkat potensi limbah-limbah pertanian menjadi bahan baku makanan yang layak dan sehat bagi manusia.
Dari beberapa ilmuwan yang terdiri dari dosen dan peneliti, yaitu antara lain Dr. Efri Mardawati (Unpad Bandung), Dr. A. Fajar Hendarman (Perhimpunan Alumni Jerman), Dr. Bambang Nurhadi (Unpad Bandung) dan Dr. Penia Kresnowati (ITB) disimpulkan bahwa penelitian tentang biomassa sebagai bahan pangan terus dikembangkan selain untuk menjaga ketahanan pangan kita juga untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat terbentuknya metan dan CO2 di atmosfer sebagai bagian dari proses pembusukan biomassa yang dibiarkan begitu saja.
Penanganan limbah biomassa dengan konvensional seperti membakar biomassa dapat menimbulkan masalah lain, dan dipandang tidak efektif. Penanganan lain yang umum dilakukan adalah memanfaatkan limbah biomassa seperti daun sebagai penutup lahan, namun praktik ini sering kali tidak sesuai karena penumpukan daun yang tidak dapat diatur secara presisi ketebalannya dan sulit diatur kelembabannya.
Jenis limbah pertanian dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu (1) limbah dari penanaman (batang ketela pohon, daun nanas, cangkang kelapa sawit, dll). (2). Limbah dari aktivitas pascapanen (limbah ampas tebu, kulit dan bonggol nanas, kulit singkong, dll) dan (3). Limbah hasil pengolahan pertanian (molases, tetes tebu, dll).
Gambar. Prosentase Limbah Biomassa Indonesia
Menurut Sandi Asmara (2022) limbah dari pemanenan padi di sawah sekitar 60 persen berupa jerami, maka bisa dikatakan ketersediaan jerami sebagai limbah biomassa pertanian tersedia sepanjang tahun dan berlimpah. Kemudian upaya peningkatan produksi ketela pohon turut menyebabkan kenaikan limbah ketela pohon yang dihasilkan, yaitu limbah kulit singkong (45%), daun (29%) dan batang (29%).
Di antara beberapa biomassa yang mengemuka menjadi bahan baku bahan makanan adalah limbah pabrik pengalengan nanas berupa limbah bonggol buah nanas yang dapat menjadi bahan baku produksi enzym bromelin dan maltodextrin. Limbah pabrik minyak goreng sawit berupa pelepah, tandan kosong dan cangkang sawit menjadi bahan baku produksi karoten. Kemudian limbah dari pabrik pengolahan minyak kelapa yaitu berupa air kelapa yang sekarang telah banyak dikenal sebagai bahan baku utama produk kaya serat, nata de coco.
Sejalan dengan semangat pemanfaatan limbah biomassa hasil pasca panen pertanian, beberapa dosen dan mahasiswa melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan untuk memproduksi makanan, entah sebagai makanan itu sendiri atau sebagai bahan tambahan pangan atau dikenal sebagai food additives. Beberapa penelitian tersebut antara lain adalah:
1. Pengaruh Kombinasi Kulit Semangka (Citrullus lanatus) Dan Jambu Biji Merah (Psidium guajava) Terhadap Kualitas Selai Lembaran.
Penelitian tahun 2021 dilakukan oleh Ir. Tiurma W.S. Panjaitan, M.Si, MM dan Ir. Dwi Agustiyah Rosida, MS (Dosen Agroindustri FV Untag Surabaya). Penelitian ini memanfaatkan limbah kulit semangka atau albedo yang masih banyak mengandung pektin untuk digunakan sebagai bahan pembuatan selai lembaran yang butuh pektin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak albedo ditambahkan maka semakin banyak pektin pada selai sehingga tekstur selai menjadi lebih kenyal.
2. EVALUASI SENSORI MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos).
Penelitian tahun 2021 dilakukan oleh Mohammad Amin Reza (Mahasiswa Agroindustri FV Untag Surabaya angkatan 2018). Tulang ikan bandeng yang menjadi limbah bisa menjadi alternatif sumber kalsium (Ca) pada makanan kita. Hasil penelitian menyebutkan dengan penambahan sebanyak 5 gram per 100 gram terigu produk mie justru disukai panelis.
3. RESPON KESUKAAN PANELIS TERHADAP COOKIES DENGAN SUBSITUSI TEPUNG BIJI ALPUKAT (Persea americana mill) dan PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS (Cinnamomun burmanni).
Penelitian tahun 2021 oleh dilakukan oleh Hasbiyah (Mahasiswa Agroindustri FV Untag Surabaya angkatan 2018). Biji alpukat merupakan limbah dari buah alpukat selain kulitnya. Biji menempati urutan pertama terberat dalam buah alpukat, bahkan dagingnya lebih ringan daripada bijinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi biji alpukat yang banyak mengandung karbohidrat sebagai substitusi dari tepung terigu yang masih impor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji alpukat mempengaruhi tekstur dari cookies. Makin banyak biji alpukat disubstitusikan maka tekstur cookies semakin disukai panelis.
REFERENSI
Sandi Asmara, Sapto Kuncoro, Winda Rahmawati, Elhamida Rezkia Amien. 2022. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Biomassa Pertanian. https://fp.unila.ac.id/en/penanganan-dan-pemanfaatan-limbah-biomassa-pertanian/
Webinar Pemanfaatan Biomassa Menunjang Kemandirian Pangan. Pusat Kolaborasi Riset Biomassa dan Biorefineri, PATPI, BRIN dan Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ). Unpad Bandung, 7 Juni 2022.