Simplisia Umbi
Rabu, 07 April 2021 - 09:51:57 WIBDibaca: 34817 kali
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun dan umumnya berbentuk bahan yang telah dikeringkan. Tujuan dari pembuatan simplisia adalah memperpanjang umur simpan bahan baku tanpa mengurangi kualitasnya sehingga kontinuitas produksi terjamin. Macam simplisia ada 3 (tiga) golongan yang didasarkan asal bahan bakunya, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral (pelican). Pada tulisan ini hanya akan dibahas simplisia nabati saja.
Kualitas simplisia nabati dipengaruhi oleh kualitas bahan baku, proses pembuatan dan penyimpanannya. Kualitas bahan baku simplisia dipengaruhi oleh asal tanaman (tumbuh liar atau dibudidayakan) dan umur panen. Tanaman yang tumbuh liar mempunyai keragaman kualitas yang besar karena asal tanaman, umur panen dan media tumbuh tidak diketahui. Sedangkan pada tanaman yang telah dibudidayakan umur panen, waktu panen dan keseragaman vaietas / galur tanaman dapat diketahui dengan pasti. Umur tanaman sangat mempengaruhi kadar nutrisi maupun senyawa aktif (sitronella, graniol dll.) dalam tanaman. Tanaman yang terlalu muda dipanen, memiliki kandungan nutrisi maupun senyawa aktif yang lebih rendah dibandingkan tanaman yang di panen pada umur yang tepat, Disamping umur panen, metode pemeliharaan tananam juga mempengaruhi kualitas sereh dapur. Tanaman yang dipelihara dengan baik, antara lain media tumbuh yang kaya nutrisi, pemupukan yang tepat, tidak diserang hama dan penyakit serta pengairannya cukup, akan mengandung senyawa aktif yang lebih besar.
Mutu simplisia sangat ditentukan cara panen atau pengumpulan bahan baku maupun proses pasca panen. Saat pengumpulan bahan baku, perlu diperhatikan bagian tanaman yang akan digunakan, umur dan waktu panen serta asal atau lingkungan tempat tumbuhnya. Hal ini bertujuan agar memperoleh bahan baku yang memenuhi syarat industry, menghindari terbuangnya hasil panen dan mengurangi kerusakan hasil panen serta meningkatkan pemanfaatan hasil panen. Tanaman yang yang mengandung minyak atsiri seperti sereh dan jahe, sebaiknya dipanen pada pagi hari di awal musim kemarau agar kandungan air dalam tanaman dalam kondisi optimal dan mengurangi kehilangan senyawa aktif akibat penguapan. Pada tanaman umbi-umbian, bahan baku simplisia yang di panen harus cukup umur (9 – 12 bulan), tidak busuk, dan tidak cacat
Disamping pengumpulan bahan baku, tahapan pasca panen selanjutnya yaitu sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk/ perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan perlu diperhatikan agar :
- Dapat mencegah kerugian akibat perlakuan pra panen yang kurang tepat
- Menghindari kerusakan lanjutan akibat waktu dan cara panen yang tidak tepat
- Mengurangi kerusakan saat pengumpulan, pengangkutan dan pengemasan bahan baku dari kebun ke tempat pengolahan
- Menghindari kerusakan akibat pasca panen yang kurang tepat
- Menekan penyusutan kuantitas maupun kualitas
- Menjamin kontinuitas bahan baku
- Mengolah limbah pertanian, dan
- Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam dan menjaga kelestariannya
Tindakan setelah pengumpulan bahan baku dan pengangkutan ke tempat pengolahan adalah sortasi. Sortasi ada 2 yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah merupakan tindakan pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi dilakukan untuk memisahkan bagian tanaman terhadap tanah dan kerikil, rumput – rumputan maupun bahan lain atau bagian tanaman yg tdk digunakan maupun rusak. Tujuan sortasi basah adalah memperoleh simplisia yang sesuai standar yang telah ditetapkan, antara lain kemurnian, kebersihan dan ukuran dan tingkat kerusakan bahan baku. Sortasi memerlukan tingkat ketelitian dan kecermatan agar diperoleh mutu simplisia yang seragam.
Sortasi basah dapat dilakukan bersama proses pencucian bahan baku. Tujuan pencucian adalah memperoleh simplisia yang bersih dan bebas dari kotoran maupun pathogen serta agar penampakan fisiknya lebih menarik. Air yang digunakan dapat berasal dari mata air, sumber air atau sumur maupun air leiding (PAM). Hal yang patut diperhatikan dalam pemilihan sumber air adalah ada atau tidaknya bahan pencemar yang terkandung didalamnya, seperti pestisida, cemaran dari limbah rumah tangga maupun kadar klorin yang berlebihan. Pencucian dapat dilakuan dengan 3 (tiga) cara yaitu : perendaman dalam waktu singkat, pencucian dengan air mengalir dan pencucian bertingkat. Pencucian bertingkat dilakukan dengan menampung sumber air pada bak air, kemudian air dari bak air ini disalurkan melalui pipa kemudian air dari pipa ini digunakan untuk mencuci bahan baku. Bak penampung bisa berjumlah 1 – 3 bak air. Tujuan pencucian bertingkat adalah meningkatkan kualitas air pencucian karena polutan yang larut dalam air dapat diendapkan terlebih dahulu.
Pada bahan baku simplisia yang mengandung minyak atsiri, pencucian harus dilakukan secara singkat dan cermat agar tidak terjadi penurunan kualitas bahan baku. Selajutnya dilakukan penirisan bahan baku untuk menurunkan kadar airnya. Penirisan dilakukan dengan cara menghamparkan bahan baku pada para-para atau kawat kasa, tikar atau nyiru. Saat penirisan harus dibolak-balik dan penirisan harus dilakukan dalam ruang tetutup atau di tempat yang teduh.
Tujuan pengubahan bentuk atau perajangan simplisia adalah untuk memperluas permukaan bahan baku untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggiligan. Simplisia sereh dapur dibuat dengan cara pemotongan rimpang secara horizontal dngan ketebalan ± 1 cm, kemudian dilakukan pengeringan. Pengeringan merupakan tahapan yang penting dalam pembuatan simplisia karena proses pengeringan berpengaruh terhadap kualitas dan lama penyimpanannya. Pengeringan dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan menghamparkan bahan simplisia di ruang berventilasi baik diatas atas tikar atau para-para / rak dan sering dibolak-balik. Kelemahan metode ini adalah : suhu dan kelembaban ruangan tidak terkontrol, membutuhkan tempat dan waktu yang relative lama, terjadi penyusutan yang besar, bisa terjadi kontaminasi akibat kotoran serangga / hewan melata. Agar kualitas simplisia dapat dipertahankan, disarankan melakukan pengeringan secara artifisial dengan alat pengering baik yang berenergi surya, listrik maupun bahan bakar minyak (ventilation drying dengan blower). Suhu pengeringan sereh dengan metode artificial disarankan 600C selama 48 jam.
Setelah kadar air simplisia yang diharapkan telah tercapai, yaitu kurang lebih 10%, dilakukan sortasi kering. Pada tahapan ini dilakukan grading untuk memenuhi standart mutu sereh disamping membuang simplisia yang rusak maupun memisahkan benda asing yang tidak diinginkan. Kemudian simplisia siap dikemas dan disimpan dalam ruangan yang berventilasi baik, bebas dari kebocoran, terpisah dari tempat penyimpanan bahan atau alat yang tidak sejenis, tidak terkena sinar matahari secara langsung dan bebas hama.
Referensi :
Anonymous, 2011. Pedoman Teknologi Pasca Panen Tanaman Obat. Direktorat Budidaya dan Pasaca Panen Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jeneral Hortikultura, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Siswanto, Y.W., 1997. Siswanto, Y. Widyastuti, 1997. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Trubus Agriwiyata, Jakarta.
Penulis. Ir Amelia Nirmalawaty., MP
Dosen Agroindustri Fakultas Vokasi